Kamis, 05 Januari 2017

Ilmu Pengetahuan - Keutamaan Belajar

Ayat-ayat yang berhubungan dengan keutamaan belajar itu, diantaranya ialah firman Allah Ta’ala:

"Mengapa tidak ada sekelompokpun dari setiap golongan mereka itu yang berangkat untuk mencari pengertian dalam ilmu keagamaan".
(Q.S. Taubat 122).

Ada lagi firmannya, yaitu:

"Maka tanyalah para ahli ilmu pengetahuan, apabila kamu semua tidak mengerti".
(Q.S. Nahl 43).

Adapun hadits-hadits yang menerangkan itu ialah:

"Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk mancari ilmu pengetahuan, maka dengan sebab kelakuannya itu Allah akan menempuhkan suatu jalan untuknya guna menuju kesurga".
Diriwayatkan oleh Muslim.

Beliau s.a.w. bersabda pula:

"Niscayalah andaikata engkau berangkat kemudian engkau belajar satu bab dari ilmu pengetahuan, maka hal itu adalah lebih baik dari pada kamu bersembahyang seratus raka’at".
Diriwayatkan oleh Ibnu Abdilbarr.

Beliau s.a.w. bersabda pula:

"Mencari ilmu pengetahuan adalah wajib atas setiap orang muslim".
Diriwayatkan oleh Ibnu Abdilbarr.

Rasulullah s.a.w. bersabda pula:

Abuddarda’ berkata: "Niscayalah andaikata saya belajar sesuatu masalah, maka hal itu adalah lebih saya cintai dari pada sekali bangun shalat malam".

Ia berkata pula: "Pengajar dan yang belajar itu bersekutu dalam memperoleh kebaikan, sedang manusia-manusia yang selain kedua golongan itu semuanya adalah kosong yang tiada kebaikannya sama sekali".

Imam Syafi’i berkata: "Mencari ilmu itu lebih utama dari pada mengerjakan Sunnah".

Fatah Almaushili rahimahullah berkata: "Bukankah seseorang yang sakit itu apabila sudah enggan makan dan minum dan enggan pula menelan obat, akhirnya tentu mati". Kawan-kawannya menjawab: "Ya benar". Ia kemudian berkata lagi: "Demikian pula hati, apabila enggan kepada hikmat dan ilmu selama tiga hari, pasti, ia mati pula".

Tepat sekali ucapan Fatah Almaushili itu, sebab makanan hati adalah hikmat dan ilmu pengetahuan dan dengan kedua benda itulah ia dapat hidup, sebagaimana halnya dengan tubuh. Makanan adalah umpan tubuh. Jadi seseorang yang sunyi dari ilmu, maka hatinya boleh dinamakan sakit dan kematiannya sudah dapat dipastikan. Tetapi orangnya itu sendiri tentu tidak merasa dan tidak menginsafi hal yang sedemikian ini, sebab kecintaannya kepada keduniaan dan kegiatannya untuk mencari harta dunia itulah yang menyebabkan ia kehilangan perasaan semacam itu. Kita mohon perlindungan kepada Allah dari pada suatu hari yang segala tabir akan disingkapkan, seluruh manusia tertidur dan kalau sudah mati akan bangun.

Ibnu Mas’ud r.a. berkata: "Hendaklah kamu semua mengusahakan ilmu pengetahuan itu sebelum ia dilenyapkan. Lenyapnya ilmu pengetahuan ialah dengan matinya orang-orang yang memberikan atau yang mengajarkannya. Seseorang itu tidaklah akan dilahirkan dan sudah menjadi pandai. Jadi ilmu pengetahuan itu pastilah harus diusahakan dengan belajar".

Halaman: 17 s/d 19